Pengantar
Keberadaan manusia sebagai
makhluk sosial, menjadikan setiap pribadi untuk selalu berada dalam
lingkaran relasi dengan orang lain. Gereja Katolik dalam ajaran dan praktik
hidup rohaninya sangat menekankan aspek perjumpaan. Hampir banyak kegiatan
dalam Gereja melibatkan banyak orang, ada dalam relasi perjumpaan. Pada saat
orang merayakan Ekaristi, di sana juga terjadi perjumpaan antara umat dengan
umat; antara umat dengan Tuhan. Ada perjumpaan horisontal dan vertikal. Masih
banyak lagi kegiatan gereja yang melibatkan banyak orang, artinya di berbagai
kegiatan gerejani tersebut terjadi perjumpaan langsung.
Akhir-akhir ini pertemuan
(perjumpaan) masal dalam kegiatan masyrakat umum dan gereja khususnya dibatasi
dan bahkan ditiadakan demi menghindari penyebaran dan penularan wabah covid-19.
Pandemi Covid-19 telah
meruntuhkan kebiasaan perjumpaan. Umat yang pada umumnya selalu berkumpul
bersama di gereja untuk merayakan Ekaristi, terpaksa harus menghentikan kegiatan
rohani tersebut. Sebagai institusi yang berada dalam lingkup dan tanggung jawab
negara, Gereja tentu mengikuti anjuran yang diputuskan oleh negara. Ada
hubungan antara gereja sebagai institusi dengan negara yang mengayomi institusi
tersebut. Gereja di Indonesia memutuskan untuk tidak merayakan perayaan
Ekaristi secara langsung di Gereja tetapi secara online, sebagaimana anjuran pemerintah untuk membatasi perkumpulan
dan pertemuan massal.
Perayaan Ekaristi live streaming
Kevin
Kelly, dalam artikel Eucharist and
Violence, mengartikan Ekaristi sebagai sakramen persatuan yang menunjukkan
kesatuan umat kristiani dalam satu tubuh Kristus dan tanda persatuan seluruh
keluarga umat beriman. Konstitusi Suci tentang Liturgi Suci, Sacrosanctum Concilium artikel 10
mendefinisikan perayan ekaristi sebagai puncak dan sumber kehidupan Gereja.
Dalam Sacrosanctum Concilium artikel 48 sangat ditekankan
tindakan partisipatif umat beriman dalam perayaan ekaristi. Pandemi covid-19
yang mengharuskan pembatasan sosial skala besar membuat Gereja memikirkan opsi
lain, agar Gereja (umat Allah) bisa tetap berpartisipasi di tengah wabah
covid-19 ini. Gereja memutuskan untuk merayakan perayaan ekaristi secara live streaming.
Mgr. Rubyatmo melalui Youtube, menjelaskan bahwa secara teologi dan liturgi
misa streaming dan misa secara
langsung di Gereja berbeda, tetapi memiliki nilai yang sangat mendalam. Misa
streaming diadakan karena kerinduan atau keinginan umat untuk menyambut
santapan Sabda dan santapan Tubuh Tuhan. Walaupun di tengah pandemi covid 19,
hanya melalui komunio spiritual, tetapi kerinduan umat untuk berjumpa dengan
Tuhan bisa terpenuhi.
Misa live streaming diadakan juga sebagai cara Gereja untuk bersolider
dengan umat manusia. Artinya dengan diadakan misa live streaming Gereja
turut bekerja sama untuk memberi tanggung jawab moral pada kemanusiaan. Dalam
konteks pandemi, Gereja memutuskan mata rantai penyebaran virus dengan tidak mengadakan
pertemuan-pertemuan yang melibatkan banyak orang. Kelompok menilai ini adalah komitmen nyata Gereja terhadap
kebaikan dan keselamatan bersama; bentuk solidaritas Gereja, tanggung jawab
Gereja. Perayaan Ekaristi akan menjadi nir makna jika tidak berefek pada
praksis hidup baik.
Perayaan
Ekaristi live streaming dan pengaruhnya pada hidup umat beriman
Secara paradoks pandemi Covid-19 bisa menjadi sebuah
rahmat dan anugerah bagi umat beriman. Bukan berarti kelompok, meremehkan
kengerian pandemi yang telah memakan jutaan korban. Pandemi ini bisa menjadi
acuan untuk memperbaiki apa yang salah dan bagaimana menerapkan hidup yang
lebih baik. Ketergerakan Gereja untuk
bertindak bisa menjadi momen penebusan bagi panggilan kemanusiaan kita. Saya
melihat Ekaristi online sebagai
gerakan solider Gereja.
Iman
umat semakin bertumbuh dan menjadi semakin sadar bahwa ada kebutuhan akan
kehadiran Tuhan. Hal ini senada dengan pernyataan Paus Fransiskus, life after pandemi ‘iman bertumbuh
ketika ada kesadaran bahwa kita membutuhkan keselamatan’ (faith begins when we realize we are in need of salvation). Iman
umat semakin teguh dan kokoh dalam menghadapi pandemi. Wabah membuat umat
semakin berkanjang dalam doa. Doa menjadi sebuah harapan yang kokoh apalagi
ketika harapan tersebut serasa sulit untuk dicapai. Pada saat merayakan Adorasi
27 Maret 2020, Paus Fransiskus menegaskan bahwa doa berarti mendengarkan dan
membiarkan diri diliputi pengalaman hidup, mengakui bahwa kita membutuhkan
Tuhan, merenungkan Tubuh Tuhan dan melaksanakan apa yang telah
dilaksanakan-Nya. Doa juga berarti belajar dari Yesus untuk menerima
penderitaan dan mengikutinya dalam jalan penderitaan dan belajar dari Maria
yang selalu rendah hati
Ekaristi
live streaming: solidaritas Gereja di tengah wabah Covid-19
Setiap orang yang merayakan
Ekaristi adalah mereka yang hidup di dalam realitas dunia yang kompleks.
Perayaan Ekaristi selalu ditempatkan dalam konteks dan situasi. Konon ketika
Jemaat Perdana tidak bisa merayakan perjamuan, mereka melaksanakanya secara
sembunyi-sembunyi. Seiring perkembangan zaman, dunia yang tidak pernah menetap
pada situasi, masa, atau kehidupan tertentu, melainkan selalu pada proses
perubahan yang memiliki konsekuensi tetap, yaitu baik atau buruk, merugikan
atau menguntungkan. Sehingga benar adanya bahwa Perayaan Ekaristi sangat perlu
untuk ditempatkan di dalam situasi real bagi mereka yang merayakannya. Artinya
ada pertimbangan sosial yang ditekankan dalam Perayaan Ekaristi tersebut.
Dengan mempertimbangkan situasi atau konteks di mana Perayaan Ekaristi
diadakan, secara tidak langsung telah menampakkan suatu wajah kepekaan terhadap
hidup manusia itu sendiri, dan ini adalah solidaritas.
Secara
antropologis prinsip solidaritas mencakup keyakinan setiap pribadi membutuhkan
sesama (homo homini socius) dan
setiap pribadi bertanggung jawab dengan perkembangan diri dan hidup bersama (bdk. CB.Mulyatno).
Solidaritas merupakan panggilan setiap orang untuk mewujudkan tanggung jawab
sosial dan mengembangkan hidup bersama secara manusiawai dan menyeluruh. Di saat konteks pandemi seperti
sekarang ini, solidaritas menjadi hal yang harus ditekankan dalam praksis hidup.
Artinya bukan hanya sederetan pemimpin seperti pemimpin negara, agama, para
tenaga medis dan para peneliti di bidang kesehatan, tetapi ini menjadi tanggung
jawab setiap pribadi. Tanggung jawab pribadi bukan berarti terlepas dari tujuan
yang sama, karena setiap pribadi adalah makhluk sosial yang memiliki martabat
yang sama.
Ajaran
Sosial Gereja yang termuat dalam dokumen Konsili Vatikan II dan khususnya dalam
Gaudium et Spes artikel 1
‘kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang
merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga’.
Pernyataan ini menegaskan pentingnya solidaritas warga Gereja dalam membangun dan
mengawal perkembangan hidup bersama. Solidaritas itu berpangkal dari
penghayatan dan komitmen iman untuk menanggapi dan mencari jalan keluar
terhadap masalah-masalah
konkrit hidup manusia demi perkembangan hidup bersama. Solidaritas berhubungan
erat dengan perjuangan
membela martabat hidup manusia dan perwujudan penyelamatan
Allah dalam dunia dalam hidup bersama. Jadi, Perayaan Ekaristi live
streaming adalah salah satu bentuk solidaritas Gereja demi membangun hidup
bersama dalam pluralitas masyrakat.
Kesimpulan
Allah yang bersolider dengan umat-Nya, dengan cara-Nya sendiri yakni
sengsara, wafat dan bangkit, juga mengajak para pengikut-Nya untuk melakukan
hal yang sama terhadap sesama bahkan kepada mereka yang tidak mengenal Kristus. Panggilan untuk bersolider diejahwantahkan oleh
Gereja Katolik di tengah pandemi ini. Solidaritas bukan hanya dengan sesama manusia (antroposentris). Pandemi mengajarkan
manusia banyak hal, salah satunya juga untuk lebih perhatian kepada ibunda
bumi, semesta dan sesama yang lain. Paus Fransiskus menjelaskan beberapa hal
yang perlu diperhatikan umat manusia. Sebagai makhluk yang berada dalam relasi
dengan bumi ‘kita telah gagal dalam mempertanggungjawabkan tugas sebagai
penjaga dan pelayan bumi’
Gejolak yang mestinya ada
dalam diri kita saat ini adalah menjadi sandaran bagi sesama, (diri sendiri,
sesama dan alam) dengan peduli dan
bertanggungjawab. Kepedulian atau solider diartikan dengan ketaatan kita pada
anjuran pemerintah. Gereja Katolik telah menanggapi panggilan solidaritas
dengan mengadakan perayaan misa online.
Yogyakarta, Juni 2020
Fransiskus Sardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar